Minggu, 02 Agustus 2015

Rumah Yang Menjadi Tempat Berkumpulnya Para Dedemit

ENTAH SUDAH BERAPA ABAD SILAM LOKASI PERTAPAKAN RUMAH ITU MENJADI AJANG BERKUMPULNYA PARA DEDEMIT. NAMUN YANG JELAS, TIAP SENIN MALAM, SEKELOMPOK MAKHLUK HALUS MELAKUKAN PERTEMUAN DI SANA....

Seorang Paranormal muda sahabat Misteri, beberapa waktu lalu dimintai tolong oleh Tursino, yang juga penggemar majalah kesayangan ini untuk membersihkan hawa negatif yang bersarang di rumah orang tuanya.

Rumah tersebut persisnya berada di Desa Panembahan Sitingkil, RT. 004/ RW 008, Kec. Bantasari, Kota Cilacap. Kebetulan Ridwan, sang sahabat, mengajak Misteri dalam melakukan ritual tersebut.

Menurut cerita Tursino, rumah orang tuanya dibangun sekitar tahun 70-an. Sebelum dibangun, tempat itu merupakan hutan belantara. Tidak jauh dari tempat pertapakan rumah itu juga terdapat makam salah seorang senopati kerajaan Mataram yang bernama Panembahan Banda Yudha.

Sejak orang tua dan adik-adik Tursino menempati rumah tersebut, gangguan-gangguan gaib memang langsung muncul. Misalnya saja, saat tengah malam sering terdengar suara-suara aneh seperti ringkikan seekor kuda, atau suara lainnya.

Pas 4 Juli 2009, bersama Tursino, kami pun berangkat menuju Cilacap. Kedatangan kami pun disambut oleh keluarga Tursino, terutama sekali oleh bapaknya yang bernama San Muhadi. Kepada kami pria paruh baya ini bercerita, bahwa selama ini, kalau malam, dirinya sekeluarga selalu tidur bersama di ruang keluarga. Mereka tidak berani tidur di dalam kamar, karena di kamar manapun mereka tidur pasti selalu diganggu oleh makhluk halus.

"Kami sudah meminta bantuan para dukun dan Kyai untuk mengusir makhluk-makhluk itu, tapi sampai saat ini belum ada perubahan," kisah Pak San Muhadi. Lebih jauh dia menuturkan, beberapa bulan lewat dia pernah mimpi didatangi seorang kakek berjubah putih. Sang kakek memberikan suatu amalan dan tasbih.

"Dalam mimpi itu si kakek juga berpesan bahwa ada keris, besi kuning dan batu untuk saya. Dan saya dipersilahkan untuk mengambil. Letaknya di kamar belakang. Memang dulu pernah ada seorang tukang yang bekerja di rumah ini berusaha untuk mengambil keris itu. Tapi dia terpental dan tidak berhasil. Lalu dia menghadap gurunya dan disarankan; terlebih dahulu harus melakukan puasa selama empat puluh hari. Ternyata, tukang itu tidak sanggup untuk melakukannya,"ceritanya pula.

"Saya akan coba membantu Bapak untuk menarik benda-benda yang dikatakan kakek gaib itu. Saya juga akan coba menembus ada apa sebenarnya di rumah ini. Tapi ini semua tentunya dengan ridho Allah SWT. Saya hanya berusaha melalui syareat ritual dan berdoa. Semuanya Alloh yang menentukan,"kata Ridwan setelah menyimak cerita tuan rumah.

Tengah malam, sekitar pukul 2, dengan dibantu oleh Tursino Misteri mempersiapkan ubo rampe untuk penarikkan benda pusaka. Setelah itu kami masuk ke dalam kamar yang diduga ada benda-benda gaibnya itu. Di dalam kamar yang gelap Ridwan rupanya membuka gerbang alam gaib. Tak berapa lama kemudian muncul cahaya putih kebiru-biruan. Ridwan memerintahkan Tursino untuk langsung menangkap benda yang mengeluarkan cahaya kebiruan tersebut, lalu menguncinya agar tidak kembali ke alam jin.

Setelah itu muncul benda bercahaya berikutnya dan Tursino pun menangkapnya. Penarikan pusaka berhasil dilakukan tiga kali. Tidak ada kesulitan dalam penarikan ini. Mungkin dikarenakan pemilik benda tersebut sengaja mengikhlaskan pusaka miliknya ditarik untuk diberikan kepada Pak San Muhadi. Setelah berada di alam nyata benda-benda tersebut ternyata berupa keris, gada kuning, batu badar besi, batu candi, dan besi kuning.

Usai prosesi penarikan, keluarga Pak San Muhadi terlihat sudah terlelap di ruang keluarga. Ridwan menyuruh Misteri dan Tursino untuk istirahat, sementara dia sendiri akan melanjutkan ritual berikutnya. Namun, karena penasaran Misteri tetap memaksa mengikuti ritual yang akan dilakukan Ridwan. Sekali ini, Ridwan memilih kamar depan. Dia menghamparkan sajadah, dan Misteri sendiri mulai ikut melakukan wirid. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara keras di belakang kami. Misteri pun berusaha untuk tetap konsentrasi. Demikian pula halnya dengan Ridwan. Aneh, pintu utama rumah tiba-tiba terbuka sendiri dengan kencang. Misteri bahkan melihat ada suatu mahluk yang sangat mengerikan keluar dari bekas sungai di depan rumah.

Bekas sungai itu terbelah menjadi dua oleh sebuah jalan. Makhluk itu muncul dari sebelah kanan jalan. Bentuk tubuhnya berkaki empat, bertangan empat, seperti laba-laba raksasa dengan wajah seperti monster. Misteri pun semakin meningkatkan kewaspadaan, sebab makhluk itu berjalan melewati menuju kamar belakang. Tak lama kemudian muncul makhluk dari bekas sungai dari sebelah kanan jalan. Makhluk ini adalah genderuwo. Diapun melewati kami menuju kamar belakang. Misteri sempat melihat, makhluk itu menatap Ridwan dengan sinisnya. Masya Allah! Beberapa makhluk halus dengan bentuk-bentuk menyeramkan datang ke rumah Pak San Muhadi melalui pintu depan rumah dan menuju kamar belakang.

Kulihat Ridwan bangkit dan mengajakku mengikuti mereka ke kamar belakang. Tentu saja untuk melihat apa yang mereka lakukan. Betapa ajaib Kamar tidur itu telah berubah menjadi sebuah pendopo atau tempat pertemuan di sebuah keraton. Misteri merasa, kini, bersama dengan Ridwan sudah berada di alam gaib. Para makhluk yang hadir di pendopo itu diperkirakan berjumlah dua puluhan. Di antara mereka ada yang berubah menjadi seperti manusia berpakaian seperti pendekar tempo dulu, tapi ada juga yang tetap tidak berubah dengan wajah seramnya. Mereka berdiri berbaris seolah-olah menunggu seseorang yang datang. Dan memang, terakhir tampak seorang kakek berjubah putih dengan menggunakan ikat kepala seperti sorban berwarna ungu muncul dari sungai di belakang rumah. Sungai ini bermuara ke laut pantai Selatan. Seluruh makhluk halus yang hadir menyambut kedatangan si kakek dengan penuh rasa hormat dengan menunduk. Misteri yakin, sepertinya kakek ini pemimpin makhluk halus yang berkumpul dalam pertemuan tersebut.

Ridwan menarik lengan Misteri dan mengajak untuk menghampiri kakek itu. Sungguh ajaib, kakek itu mengucapkan salam, "Assalamu alaikum!" "Wa alaikum salam!"jawab Ridwan, hampir bersamaan denganku. Selanjutnya, terjadilah dialog antara Ridwan dengan si kakek, seperti berikut ini:

"Perkenalkan aku Mbah Jawok. Setiap Senin malam kami selalu berkumpul di sini untuk melakukan pertemuan rutin. Kami melakukan pertemuan ini sejak sebelum rumah ini ada."

"Aku ingin bertanya apakah Mbah tahu mengapa saudara-saudara dari alam ini mengganggu ketenangan keluarga Pak San Muhadi pemilik rumah ini, seperti bila tidur di kamar, tempat tidurnya diguncang-guncang?"

Salah satu batu yang ditarik memiliki kemampuan menempel dengan batu lain

"Dalam hal ini saudaraku, aku minta agar keluarga ini lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT, banyak beribadah dan berdzikir. Aku akan perintahkan agar penunggu rumah ini tidak mengganggu mereka lagi."

"Baiklah aku akan sampaikan pesan Mbah pada keluarga ini. Tapi mengapa Mbah tidak menyampaikan sendiri kepada keluarga ini?"

"Lewat saudara Ridwan lah keluarga ini mau menerima nasihat Mbah. Lagi pula dari saudara Ridwan benda-benda pusaka ini bisa kuberikan pada keluarga ini. Perlu kau ketahui, dahulu ada seseorang yang berusaha mengambil benda-benda ini. Tapi sayang, orang itu ingin mengambil pusaka-pusaka di sini tapi untuk diambil olehnya, bukan diberikan pada keluarga ini. Maka orang itu tidak berhasil mengambilnya."

"Mbah, apa tempat pertemuan ini tidak bisa dipindahkan ketempat lain? Maksud saya agar keluarga ini merasa tentram,"

"Maaf saudaraku. Pertemuan ini telah kami lakukan sejak lama, jadi tidak bisa dipindah. Tapi aku jamin pertemuan ini tidak akan mengganggu keluarga ini. Asal pada saat pertemuan kamar ini harus dikosongkan".

"Oya, satu lagi pertanyaan. Mengapa Mbah mau memberikan benda-benda itu pada Pak San Muhadi?"

"Dahulu kala leluhur Pak San Muhadilah yang memiliki benda-benda tersebut. Benda-benda tersebut ditanam di bawah rumah ini. Tapi setelah lama, karena benda-benda ini memiliki tuah, maka kami ambil untuk disimpan. Dan aku merasa bahwa Pak San Muhadi cocok untuk merawat benda-benda tersebut."

"Aku minta satu permintaan lagi, Mbah. Jika ingin berkumpul di tempat ini bisa tidak para saurada-saudara di alam ini tidak menampakkan wujudnya dan membuat takut penghuni rumah ini?"

"Baiklah, aku laksanakan permintaanmu itu"

"Terima kasih atas penjelasanmu, Mbah. Izinkanlah aku dan temanku ini kembali ke alamku.

"Assalam'muallaikum!"

"Wa alaikum salam!"

Ketika dialog terjadi, para hadirin dari bangsa jin tersebut hanya berdiam diri sambil menatap kami. Kemudian Mbah Jawok duduk di singgasanannya, lalu para hadirin tersebut duduk di tempat masing-masing dan melanjutkan pertemuan dengan para dedemit tersebut.

Kami kembali ke alam manusia dan melanjutkan wirid untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pagi hari pun tiba. Ridwan menceritakan peristiwa malam itu kepada Pak San Muhadi dan Tursino. Mereka pun merasa lega karena misteri memang telah terangkap

Semoga kisah nyata ini bisa menyadarkan kita semua bahwa di tengah-tengah kita ternyata ada dimensi kehidupan lain yang juga harus kita hargai keberadaannya.'

0 komentar:

Posting Komentar

Ganti Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jadwal Shalat

Daftar Isi

Diberdayakan oleh Blogger.