Bangunan mirip Pagoda di Kampus II Institut Seni Indonesia (ISI) Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, belum diketahui pasti kapan dibangun. Namun, banyak cerita misteri yang menyelimuti bangunan yang berdiri megah di kaki bukit tersebut.

Menyangkut cerita misteri yang menyelimuti Pagoda tersebut, Joko mengaku belum mengalaminya langsung. Namun, dari cerita-cerita warga sekitar, termasuk pengawas pembangunan Kampus ISI, sering kali terlihat fenomena-fenomena aneh di lokasi Pagoda di belakang pohon jati tersebut.

Purek II ISI Profesor Mahdi mengaku sering melihat banyak anak kecil berpakaian China kuno bermain-main dan berlarian di lokasi Pagoda. "Selain Purek II, dulu pas pembangunan ISI ini juga ada hal-hal aneh. ISI ini dibangun dalam dua tahap. Setelah pondasi pembangunan pertama selesai, memasuki pembangunan kampus ISI tahap kedua, tiba-tiba besoknya pengawas pembangunan ISI tidak bisa berjalan. Setelah dilihat sama orang yang punya 'kelebihan', katanya banyak anak-anak yang memegangi kaki pengawas tersebut sehingga tidak bisa jalan," paparnya kepada Okezone di Kampus ISI Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Lain lagi pekerja proyek pembangunan kampus ISI. Menurut Joko, kebetulan pekerja proyek tersebut memiliki keahlian bisa melihat hal-hal gaib. Kemudian, pekerja tersebut mencoba mengumpulkan seluruh penghuni gaib yang mendiami lokasi pembangunan kampus II ISI, termasuk yang mendiami Pagoda.

Namun, ilmu yang dimiliki pekerja bangunan tersebut kalah jauh dengan penghuni gaib di Pagoda tersebut. "Akhirnya, pekerja bangunan tersebut kesurupan dan baru bisa normal keesokan harinya," ungkapnya.

Ada lagi cerita misteri lainnya. Sugeng, keamanan kampus II ISI, mengaku sewaktu berjaga malam hari dirinya sudah berulang kali melihat seberkas bola api menuju Pagoda tersebut. Awalnya, dia sempat mengejar bola api yang dikiranya cahaya dari senter seseorang yang berniat buruk di kampus ISI. Namun setelah dicek, ternyata tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali di lokasi pagoda tersebut. Sejak saat itu, setiap melihat cahaya tersebut, Sugeng mengaku membiarkannya.